Suatu hari seorang
bapak tua hendak bepergian menggunakan kereta. Namun karena terburu-buru,
ketika naik, sebelah sepatunya tersangkut di pintu dan jatuh ke atas rel. Ia
hendak mengambilnya namun kereta terlanjur berjalan dan tak mungkin memintanya
untuk berhenti. Sesaat kemudian, ia malah melakukan sesuatu yang tidak lazim.
Si bapak tua dengan tenang melepas sepatu sebelahnya, lalu melemparkannya ke
luar tak jauh dari sepatu tadi jatuh.
Kebetulan semua kejadian itu diperhatikan oleh
seorang pemuda yang duduk di dalam kereta. Karena merasa penasaran, pemuda itu
hendak bertanya langsung pada si bapak tua. Begitu bapak tua itu melewati
tempat duduknya, si pemuda menyapanya ramah. "Salam, Pak. Saya tadi sempat
memperhatikan apa yang Bapak lakukan. Boleh saya bertanya sesuatu?"
"Silakan, Nak. Apa yang ingin kau tanyakan?" ujar si bapak tua.
"Begini, Pak. Tadi Bapak sudah kehilangan satu sepatu, lalu kenapa Bapak
juga melemparkan sepatu Bapak yang lain? Dengan begitu, bukankah Bapak sekarang
tak punya alas kaki."
Si bapak tua itu melihat pemuda itu sambil tersenyum, lalu menjawab ramah,
"Nak, seperti yang sudah kamu lihat tadi, saya sudah kehilangan satu
sepatu. Sepatu yang terjatuh tadi mungkin akan ditemukan oleh seseorang, dan
bisa saja dia itu orang yang tak berpunya. Tapi, apakah sepatu yang cuma
sebelah itu ada gunanya buatnya? Tidak, kan? Sementara saya sendiri, apakah
sepatu yang masih melekat di kaki saya tadi juga masih bermanfaat bagi saya?
Tidak juga, kan?
"Jika saya melemparkan sepatu sebelahnya lagi, kemungkinan besar orang
yang tadi menemukan sepatu saya akan menemukan pasangannya. Dengan begitu,
sepatu itu bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itulah, saya
lemparkan sepatu sebelahnya lagi supaya orang yang menemukannya bisa
memanfaatkannya dengan baik."
Bapak tua di dalam kisah tadi adalah Mahatma
Gandhi. Apa yang dilakukan beliau mengandung sebuah filosofi dasar dalam hidup.
Sepanjang masa hidup, kita hampir pasti akan
merasakan suatu kehilangan. Entah itu berupa materi atau orang terkasih kita.
Dan bagi kita, kehilangan itu awalnya terlihat tidak adil. Tapi jika kita
renungkan lebih jauh lagi, kehilangan itu sejatinya terjadi agar ada perubahan
positif dan berarti dalam hidup kita.
Berkeras mempertahankan apa yang kita miliki tidak membuat kita atau
dunia di sekitar kita menjadi lebih baik. Tapi memberikan dengan ketulusan hati
dapat membantu banyak orang dan membuat mereka bahagia.