There was a gardener who loved each tree, each plant, and each little shrub in his garden so dearly that he would not cast away the dead leaves and withered branches. He stored them all in his garden.
Gradually all the space in his small garden was taken up by the dead leaves and dry branches, and the beautiful garden wore the appearance of a garbage heap.
Alkisah ada seorang tukang kebun yang sangat mencintai setiap pohon, tanaman, dan bahkan semak-semak kecil yang tumbuh di tamannya. Begitu sayangnya, sehingga ia tidak pernah sekali pun membuang dedaunan yang menguning dan dahan-dahan yang layu. Semua itu dibiarkannya tetap berada di dalam tamannya.
Lama-kelamaan, setiap tempat kosong di taman kecilnya itu penuh dengan tumpukan daun-daun dan dahan-dahan kering, membuat taman yang indah itu tampak seperti gundukan sampah.
Jika kita mau merenungkannya lebih jauh, bukankah kita kadangkala berperilaku seperti tukang kebun dalam kisah di atas? Kita membiarkan kecemasan dan kekhawatiran, kegagalan dan keputusasaan, ketakutan dan kekecewaan tersimpan di dalam benak kita.
Padahal alangkah lebih baiknya jika semua itu kita buang jauh-jauh dan kita lupakan. Karena jika tidak, maka taman kehidupan kita yang sesungguhnya tampak indah bisa berubah menjadi tempat pembuangan sampah yang tak ada gunanya! Maka itu, marilah sekarang kita mulai berlatih untuk memilah-milah hal-hal yang sekiranya bisa menjadi "sampah" dalam hidup kita dan membuangnya.