Suatu hari di tengah
hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara. Katanya, "Meskipun kamu
tumbuh begitu tegap, tapi kamu tidak harum sehingga tidak bisa menarik kumbang
dan lebah untuk mendekat."
Pohon cemara diam saja. Kemudian, bunga mawar
menceritakan keburukan pohon cemara dimana-mana. Akhirnya, pohon cemara menjadi
tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.
Ketika musim dingin yang hebat datang, salju
turun dengan lebatnya. Bunga mawar yang sombong itu, kesulitan mempertahankan
kehidupannya. Demikian juga dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon
cemara yang masih tegak berdiri, di tengah badai salju dingin yang menerpa
bumi.
Pada tengah malam yang sunyi, salju
berbincang-bincang dengan pohon cemara.
Kata salju, "Setiap tahun, aku datang ke
muka bumi ini. Dan kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya. Kamu
mampu berdiri tegak, dalam menahan segala macam tekanan alam."
Sahabat yang baik hati....
Bunga mawar dalam cerita atas bersifat
congkak, dan kepuasan yang didapatnya hanya bersifat sebentar. Sementara itu,
pohon cemara berlapang dada, hatinya bagaikan langit besar tak bertepi saat
menerima fitnah dan cela.
Mari, belajar dari si pohon cemara. Dia tegar
saat "menahan serangan", baik itu serangan berupa tindakan, ucapan,
atau pikiran. Keberadaannya sendiri begitu menyejukkan, hangat, dan damai.
Ingat: dengan keteguhan jiwa dan pikiran,
kebahagiaan dapat kita raih. Caci maki dan fitnah sekalipun, tidak akan mampu
menjatuhkan orang yang kuat! Setuju kan?