Alkisah suatu malam udara terasa sangat dingin! Seekor burung pipit sudah melewati dua malam di tempat terbuka dan hanya bisa berlindung di pepohonan yang jarang daunnya. Karena si pipit merasa tidak mampu bertahan di malam ketiga, maka pergilah ia mencari tempat berlindung yang lebih baik.
Tapi saat terbang, tubuhnya semakin kedinginan, hingga sayap-sayap kecilnya terasa membeku dan akhirnya si pipit terjatuh ke permukaan tanah. Begitu terbaring di atas tanah dalam keadaan membeku, si pipit sadar akhir hidupnya sudah kian mendekat. Si pipit berharap kematian cepat menjemputnya.
Namun tiba-tiba, dalam kondisi setengah sadar, ia merasa tubuhnya terbungkus sesuatu yang hangat. Setelah sadar, si pipit baru tahu sesuatu yang menghangatkan tubuhnya itu ternyata berasal dari seekor sapi yang baik hati. Si sapi telah menjatuhkan setumpuk endapan kotoran di seluruh badan si pipit.
Kehangatan endapan itu memberikan napas kehidupan baru bagi si pipit, dan perasaan nyaman itu membuat si pipit merasa sangat bahagia. Karena itu, mulailah si pipit bersenandung. Tanpa disadari, seekor kucing yang sedang lewat mendengar suara siulan si pipit. Dicarilah sumber suara itu yang berasal dari timbunan kotoran. Dengan perlahan, si kucing mengorek-korek timbunan itu hingga menemukan si pipit kecil, lalu memakannya....
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil tiga pesan moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita masing-masing:
1) Jika seseorang menyakiti kita sengaja ataupun tak sengaja, belum tentu mereka itu adalah musuh kita.
2) Jika seseorang berusaha membantu kita, belum tentu juga mereka itu adalah teman kita.
3) Tidak perlu menyatakan rasa bahagia secara berlebihan, karena masih banyak "bahaya" yang mengintai kita.