Seorang pemuda karyawan sebuah kantor sering mengeluhkan tentang
karirnya. Ia merasakan bahwa setiap kali bekerja, tidak mendapatkan kepuasan.
Karirnya sulit naik, Gaji yang didapat pun tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Karena itu ia pun sering berpindah-pindah tempat kerja. Ia
berharap, dengan cara itu ia bisa memperoleh pekerjaan yang memberikannnya
kepuasan, dari segi karir, maupun gaji.
Setelah sekian lama ia berganti pekerjaan,
bukannya kepuasan yang ia dapat, namun justru sering muncul penyesalan. Setiap
kali pindah pekerjaan, ia merasa menjumpai banyak kendala. Dan, begitu
seterusnya.
Suatu ketika, pemuda itu berjumpa dengan kawan
lamanya. Kawan lama itu sudah menduduki posisi direktur muda di sebuah
perusahaan. Pemuda itu pun lantas bertanya, bagaimana caranya si kawan bisa
memperoleh kedudukan yang tinggi dengan waktu yang relative cepat.
''Kamu dekat dengan bosmu ya?'' Tanya si pemuda
penasaran.
Kawan lamanya itu hanya tersenyum. Ia tahu, si
pemuda curiga padanya bahwa posisi saat ini dikarenakan faktor koneksi.
"Memang, aku dekat dengan bos aku."
Jawab kawan itu, "Tapi aku juga dekat dengan semua orang di kantorku.
Bahkan, sebenarnya aku berhubungan dekat dengan semua orang, baik dari yang
paling bawah sampai paling atas. Kamu curiga ya? Aku bernepotisme karena bisa
menduduki posisi tinggi dalam waktu cepat?"
Dengan malu, pemuda itu segera meminta maaf,
"Bukan itu maksud aku. Aku sebenarnya kagum dengan kamu. Masih seusia aku,
tapi punya prestasi yang luar biasa sehingga bisa jadi direktur muda."
Setelah menceritakan keadaannya sendiri, si
pemuda kembali bertanya, “Kawan, apa sih sebenarnya rahasia sukses kamu?”
Dengan tersenyum bijak si kawan menjawab,
"Aku tak punya rahasia apapun. Yang kulakukan adalah mengaktualisasikan diriku atau fokus pada
kekuatan yang aku punyai, dan berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang aku
miliki. Itu saja yang kulakukan. Mudahkan?"
"Maksudmu bagaimana?"
''Aku pun sebenarnya pernah mengalami hal yang
sama denganmu, merasa jenuh dengan pekerjaan yang ada dan juga tak bisa naik
jabatan. Namun, suatu ketika, aku menemukan bahwa ternyata aku punya kemampuan
lebih di bidang pemasaran. Maka, aku pun mencoba untuk fokus di bidang pemasaran. Aku
menikmati bertemu dengan banyak orang. Selain itu, aku pun mencoba terus
belajar untuk mengusir kejenuhan pada pekerjaan. Dan, inilah yang aku
dapatkan.''
Pembaca yang berbahagia ,
Jangan kita memilih pindah tempat kerja hanya karena ingin “melarikan
diri” dari masalah. Seringkali kita merasakan sudah berjuang maksimal tetapi
belum mendapatkan yang kita inginkan. Jangan pernah putus asa! Kita belum
berhasil bukan karena kita tidak mampu, namun, kita belum memaksimalkan semua
kekuatan yang kita miliki.
Jika kita mau mengaktualisasikan diri dengan menggali kemampuan dalam
diri terus menerus, niscaya, karir kita pasti akan meningkat lebih pesat dan
kesuksesan menanti kita disana.